Selasa, 28 Juli 2020

SIKLUS MENSTRUASI

Menstruasi merupakan suatu keadaan keluarnya darah, cairan jaringan, lendir, dan sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim. Apabila seorang perempuan mengalami menstruasi maka akan keluar darah melalui vaginanya.
Siklus menstruasi akan terjadi apabila sel telur yang dihasilkan oleh ovarium, tidak di buahi oleh sel sperma.
Pada umumnya satu siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Akan tetapi, ada perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek dan panjang.Seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek, siklus menstruasinya akan berlangsung sekitar 18 hari.Sedangkan seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi panjang, siklus menstruasinya akan berlangsung selama kurang lebih 40 hari.
 Menstruasi atau haid merupakan penanda seorang wanita memasuki usia pubertas, antara usia 11 sampai dengan 14 tahun. Menstruasi pada wanita akan terjadi secara berkala setiap bulannya. Siklus menstruasi dapat berbeda-beda antara wanita satu dengan lainnya.
1. Pra-Ovulasi : Hari ke 5-13. Kenaikan FSH (Folicle Stimulating Hormone) sehingga terjadi pertumbuhan Folikel di dalam ovarium mulai dari Folikel Primer - Folikel Sekunder hingga - Folikel de Graaf (matang). Di akhir tahap ini terjadi kenaikan Hormon Estrogen 2. Ovulasi : Hari ke - 14. Pelepasan Oosit Sekunder dari dalam Folikel de Graaf. Saat estrogen naik menyebabkan FSH terhambat dan menyebabkan LH menjadi naik. LH memecah Folikel de Graaf dan mengeluarkan oosit sekunder dari dalamnya. Oosit sekunder bergerak menuju ke oviduk, sedangkan bekas folikelnya tetap tinggal di dalam ovarium. 3. Pasca Ovulasi Hari ke 15-28. Bekas folikel tadi berubah menjadi korpus lubrum. Adanya LH yang tinggi menyebabkan Korpus Lubrum berubah menjadi Korpus Luteum. Korpus Luteum merangsang sekresi Progesteron yang menyebabkan dinding rahim (endometrium) mengalami penebalan. 4. Menstruasi : Berlangsung selama 4-6 hari. Apabila tidak terjadi Fertilisasi maka Korpus Luteum akan mengalami degenerasi menjadi Korpus Albican. Korpus albican tidak dapat merangsang sekresi estrogen dan progesteron sehingga menyebabkan peluruhan endometrium.